Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyambut positif keputusan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang memindahkan dana menganggur pemerintah senilai Rp200 triliun ke lima Bank Himbara. BI memandang langkah ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"(Kami) menyambut baik kebijakan fiskal yang lebih ekspansif. Termasuk pemindahan dana pemerintah yang semula ada di BI kepada perbankan untuk menambah likuiditas. Sehingga itu juga memperkuat kebijakan-kebijakan BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," tutur Perry, dikutip dari Newsline Bisnis Metro TV, Kamis, 18 September 2025.
Perry menilai kebijakan besar Menkeu Purbaya mampu menambah likuiditas dan memperkuat
pro growth demi jaga stabilitas negara. Hal ini bisa dilihat dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dengan nilai mencapai Rp200 triliun, dari Rp916 triliun per Januari 2025, menjadi Rp716 triliun pada Agustus 2025.
"Kami di BI memang telah totalitas untuk
pro growth dengan tetap menjaga stabilitas. Kami juga ekspansi likuiditas, dibuktikan dengan SRBI turun Rp200 triliun dari Rp916 triliun menjadi menjadi Rp716 triliun," ungkap Perry.
Sebelumnya, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank Himpunan Milik Negara (Himbara) dapat menekan bunga kredit perbankan. Itu karena bank bakal memiliki likuiditas yang cukup cair sehingga tak perlu mematok bunga kredit tinggi untuk mendapatkan pemasukan.
"Kalau mereka belum bisa nyalurin karena mereka punya uang lebih. Dia enggak akan perang bunga lagi, bunga akan cenderung turun, itu akan berdampak ke ekonomi dengan itu sendiri. Bisa bunga pinjaman turun, bisa juga bunga deposit turun, yang jelas cost of money turun," jelas Purbaya dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Senin, 15 September 2025.
Purbaya menjelaskan, penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun itu sejatinya memang bertujuan mendorong perbankan untuk lebih gencar mengguyur kredit. Bank diharapkan tak lagi menahan-nahan penyaluran kredit, apalagi menggunakan likuiditasnya untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Sebab, pembelian SBN dan SRBI oleh bank menyebabkan likuiditas di perekonomian kering, dan terbatasnya peredaran uang di masyarakat. Karenanya, Purbaya mendorong agar bank, utamanya Himbara, lebih kreatif dan mau menyalurkan kredit ke masyarakat dan sektor riil.
(Alfiah Ziha Rahmatul Laili)